2 Pesawat Komersial Jumbo Airbus A380 & Boeing 747
AIRBUS A380
Airbus A380 yang diproduksi oleh Airbus S.A.S. adalah sebuah pesawat berbadan lebar dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu memuat 850 penumpang dalam konfigurasi satu kelas atau 555 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Pesawat ini melaksanakan penerbangan perdana pada 27 April 2005 dan telah memulai penerbangan komersial pada akhir tahun 2007 setelah ditunda beberapa kali. Pesawat ini juga merupakan pesawat komersial (pesawat penumpang) terbesar yang pernah dibuat (dijuluki Superjumbo).
Saat pesawat pertama dibuat dan terbang mengangkasa ukuran pesawat terus dibuat semakin besar. Pada tahun 1950an Boeing memproduksi 707 yang besar. kemudian pada tahun 1970, Boeing memproduksi dan meluncurkan Boeing 747 yang berukuran lebih besar lagi. Tahun 2006, pesawat raksasa A380 baru mengangkasa.
Airbus A380 dikembangkan untuk mengatasi masalah yang semakin bertambah berkaitan dengan kepadatan dan sistem kontrol trafik udara yang mulai kesulitan dengan banyaknya jumlah pesawat. Pesawat yang pada awalnya dinamai A3XX kemudian dinamai menjadi A380 mengikuti program peluncuran resminya pada akhir 2000. Setelah mulai beroperasi, pesawat ini menjadi pesawat super jumbo-jet pertama yang mempuyai triple-deck penuh seperti halnya competitor pertamanya Boeing 747. Walaupun banyak orang berpendapat bahwa industri pesawat terbang belum siap untuk pesawat raksasa seperti itu, tetapi Airbus yakin bahwa perusahaannya akan memperoleh keuntungan ketika pesawat ini semakin dibutuhkan pada 2020. Selanjutnya, Airbus menyatakan akan ada kebutuhan potensial untuk pesawat ini sekitar 1.200 pesawat penumpang dan 300 untuk model pengangkut.
Walaupun pesawat ini mempunyai ukuran yang sangat besar, A380 mengadopsi desain airliner konvensional dengan bodi pesawat silinder yang lebih lebar dari 747. A380 memakai sayap yang dipasang rendah pada bodinya dengan 4 mesin di sepanjang bentangan sayapnya. Roda pendaratannya terdiri dari 22 roda sehingga beban pada setiap roda sama dengan pada Boeing 747 dan 777. Desain ini membuat A380 cocok dengan hamper seluruh landasan pada pelabuhan udara besar. Akan tetapi, bentangan sayapnya yang sangat lebar membutuhkan “taxiways” yang lebih lebar sehingga dua A380 dapat berpapasan. Banyak bandar udara juga harus membuat jembatan “jetway” tambahan untuk mengakomodasi banyaknya penumpang, dan sistem penanganan bagasi juga harus diupgrade. Bandar udara yang baik pada jalur internasional menginvestasikan jutaan dolar untuk melakukan upgrade ini agar siap jika A380 mulai beroperasi. Akan tetapi, penundaan pendanaan akan menjadi masalah utama pada semua operator A380.
Layout internal pada A380 adalah untuk penumpang pada dua dek atas, sementara pada kargo pada dek bawah. Airbus juga menawarkan beberapa kompartemen kargo seperti toko, lounge atau bahkan kasino, walaupun maskapai penerbangan yang “economics minded” tidak suka dengan usulan semacam itu. Kokpit pesawat sangat similar dengan keluarga pesawat A330/A340 untuk memudahkan pelatihan pilot. Kokpit berada di antara dek paling atas dan dek utama dengan ketinggian yang sama dengan pesawat yang lebih kecil agar pilot mudah beradaptasi.
Dua model dasar yang saat ini dipasarkan adalah model pesawat penumpang A380-800 dengan tempat duduk sampai 555 dalam 3 kelas dan model pengangkut A380-800F. Model lain saat ini juga sedang dalam pertimbangan. Total 17 maskapai penerbangan sudah memesan sekitar 195 pesawat pada Februari 2008 dan seorang pangeran Saudi Arabia juga memesan sebuah model VIP.
Pesawat ini mempunyai mesin empat mesin buatan Rolls-Royce Trent-900 yang mampu memberikan daya dorong 36.280 kg atau empat mesin kipas turbo Engine Alliance GP 7200 (sebuah perusahaan patungan General Electric dengan Pratt & Whitney), dengan daya dorong 37.003 kg.
Pesawat A380 versi standar memiliki 854 kursi untuk penumpang, sementara A380-900 memiliki 1000 kursi untuk penumpang. di atas pesawat ini terdapat pusat pembelanjaan,tempat bermain anak-anak, dan fasilitas-fasilitas lainya (semua fasilitas ini disediakan sebagai opsi, tergantung pesanan maskapai).
BOEING 747
Boeing 747, juga dikenal sebagai Jumbo Jet, adalah pesawat penumpang berbadan lebar terbesar kedua saat ini, setelah pesawat A380 beroperasi pada akhir Oktober 2007.
Pesawat empat mesin ini, diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, menggunakan konfigurasi dua dek dimana dek atas digunakan untuk kelas bisnis. Konfigurasi 3-kelas (kelas pertama, kelas bisnis dan kelas ekonomi) mampu menampung 400 penumpang dan konfigurasi 1-kelas (hanya kelas ekonomi saja) mampu menampung 600 penumpang.
747 dapat terbang pada kecepatan yang tinggi (umumnya 0,85 Mach atau 909 kilometer per jam) dan mampu terbang antara benua (dengan jarak maksimum 13.570 km sampai 15.000 km). Pada tahun 1989, Qantas terbang tanpa henti dari London ke Sydney, jarak penerbangan tersebut adalah sejauh 18.000 km dan di selesaikan dalam waktu 20 jam 9 menit. Namun penerbangan itu tidak mengangkut penumpang maupun kargo (pesawat kosong). Pada Mei 2004, 1382 pesawat Boeing 747, dengan berbagai konfigurasi, telah diperbaiki atau disempurnakan, menjadikan 747 salah satu produk Boeing yang paling sukses.
Boeing 747 lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang maju pesat. Era pesawat komersil pada waktu itu, dijuarai oleh Boeing 707 yang telah membuat satu revolusi di dalam perjalanan udara jarak jauh dan merealisasikan konsep "Kota Global". Pada waktu itu, Boeing sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi kontrak dari Tentara Amerika Serikat tetapi kalah kepada Lockheed C-5 Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta Boeing membuat sebuah pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707. Maka, pada tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai konfigurasi pesawat penumpang yang akan dinamakan Boeing 747. Pan Am memesan 25 buat seri 747-100. Pada mulanya, desain pesawat ini adalah pesawat dua tingkat penuh atau 'double decker' tetapi karena masalah evakuasi pesawat ketika keadaan darurat, ide ini diganti menjadi sebuah pesawat berbadan lebar.
Ketika itu, Boeing 747 diperkirakan akan digantikan oleh pengangkutan supersonik. Maka Boeing membuat ulang Boeing 747 supaya dapat diubah menjadi pesawat kargo, untuk berjaga-jaga apabila permintaan bagi versi penumpang akan menurun suatu hari nanti dan hanya versi kargo yang mampu bertahan. Maka kokpit pesawat itu dipindahkan ke dek atas agar moncong pesawat dapat dibuat untuk dibuka menjadi satu pintu kargo. Pada mulanya dek atas digunakan untuk kelas pertama dan lobi/bar tetapi saat-saat ini dek itu biasanya digunakan sebagai tempat duduk ekstra. Dengan perkiraan penjualan hanya sebanyak 400 unit, 747 mampu bertahan dari kritik-kritik dan pada tahun 1993 sebanyak 1000 pesawat berhasil dibuat.
Perakitan 747 adalah satu proses yang rumit. Hal ini disebabkan karena Boeing tidak mempunyai bangsal pesawat yang cukup besar untuk menampung pesawat-pesawat itu. Maka, perusahaan ini terpaksa membuat satu pabrik di Everett, Washington, dan pabrik tersebut menjadi pabrik terbesar yang pernah dibuat. Pratt and Whitney pula pada waktu itu membangunkan satu mesin turbofan yang cukup besar, JT9D, untuk Boeing 747. Maka, untuk keselamatan dan kemampuan terbang, Boeing 747 dibuat dengan 4 sistem hidraulik untuk keadaan]] darurat, kontrol permukaan yang terpisah, berbagai macam 'stuctural redundancy' dan 'flaps' yang kompleks yang membolehkan 747 digunakan pada landasan biasa. ]] Pada mulanya, banyak perusahaan penerbangan yang ragu terhadap Boeing 747. Waktu itu, pesaing Boeing, McDonnell Douglas dan Lockheed, sedang membuat pesawat berbadan lebar dengan tiga mesin yang dinamai 'trijet', yang lebih kecil dari 747. Malahan kebanyakan perusahaan penerbangan merasa bahwa 747 terlalu besar untuk penerbangan jarak jauh dan dengan itu mereka berinvestasi pada proyek 'trijet'. Terdapat juga keraguan akan kemampuan 747 untuk beroperasi dengan infrastruktur lapangan terbang ketika itu.
Satu lagi isu yang diangkat oleh perusahan penerbangan adalah penggunaan bahan bakar. Ini karena penggunaan bahan bakar pesawat 'trijet' lebih rendah dari pesawat empat jet dan perusahaan penerbangan tentunya lebih cenderung memilih biaya bahan bakar yang rendah. Isu ini telah menghantui Boeing pada 1970.
Bagaimanapun, Boeing telah berjanji untuk mengantar 747 kepada Pan Am, dalam masa kurang empat tahun, Boeing perlu membuat dan menguji pesawat itu. Dalam tempo yang singkat ini, proses pembangunan membuat mereka yang terlibat dalam proyek ini berkerja dalam keadaan yang sangat menekan dan mereka ini disebut sebagai 'The Incredibles'. Biaya yang tinggi untuk pembangunan pesawat ini dan pembinaan infrastuktur di Everett merupakan satu pertaruhan bagi Boeing dan keberhasilan perusahaan ini bergantung kepada keberhasilan 747. Boeing hampir gulung tikar pada tahun 1970. Namun, Boeing memenangi pertaruhan ini pada akhirnya dan Boeing memonopoli pengangkutan berbadan lebar selama 35 tahun. Kedatangan Airbus A380 memecah rekor Boeing.
sumber : wikipedia.com
0 komentar: